Ceritaku dimulai oleh cerita-cerita yang lain. Cerita yang bahkan telah berlangsug jauh sebelum aku lahir.
Adalah seorang gadis sederhana dari keluarga seorang janda dan duabelas bersaudara. Ia dibesarkan oleh sepasang tangan yang telah menua, belajar di lingkungan desa yang apa adanya, dan memiliki mimpi yang sederhana pula.
Ia tumbuh dengan cinta tulus sang ibu, kakak-kakaknya, dan orang-orang disekitarnya yang agak mengerti bahwa hidup tanpa seorang ayah tak senyaman kehidupan mereka yang punya.
Menyaksikan semua kebahagiaan orang lain dan ikut berbahagia bersama mereka, karena itulah yang dapat dilakukan untuk ikut bahagia, karena dengki hanya membawa benci, dan benci membawa luka, dan luka hadir bersama derita, dia tidak merasa perlu lebih banyak derita.
Ia tidak bisa menggambarkan kasih sayang seorang ayah, juga kadang jengah dengan masalah hidup yang ada, maka tak segan-segan ia bersedih, namun ia tak akan ragu bahwa hidupnya sangat bahagia oleh kasih sayang keluarga tercintanya. Bersama perasaan ini dia tidak pernah merasa kesepian meski mengambil langkah yang sepi, merasa sulit meski masalah membelit.
Karena kalaulah memang itu adalah takdirnya, maka tidak ada cara lain selain menjalaninya. Bukannkah hidup memang seperti itu? dan manusia harus begitu? Ia bertambah usia, dan kakak-kakak yang selama ini menjadi tumpuan keriaan kini sudah dewasa dan memulai langkah-langkahnya masing-masing, mencari penghidupan dan menjadi manusia yang mandiri berdikari, atau menikah dengan bujang dari lain kota. mereka semua mulai meninggalkan rumah, kecuali ia, si bungsu.
Bagaimanapun ia tumbuh, dari gadis kecil pemalu menjadi wanita anggun dengan segala kesederhanaannya. Ia beranjak usia, bertemu dengan cinta dalam hidupnya, dan seterusnya membina rumahtangga.
Sang gadis kecil telah menjadi wanita, kehidupan sederhana yang selama ini ia rengkuh dengan segenap hati kini kian membesar dan mengembang. Sekali lagi setelah semua sepi akan ria, cintanya membawa dia menjadi wanitayang berbahagia.
Tapi hidup tidak akan utuh menjadi hidup jika tidak terbolak-balik dan berganti arah, serta penuh carut-marut. Ia tidak memperoleh restu dari orang tua Si Pria dalam hidupnya.