Sabtu, 22 Juni 2013

Pembelahan MItosis

PEMBELAHAN MITOSIS

                
                            

         Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
         Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
         Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase G2(growth atau Gap2).
          Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
1. Kariokinesis
          Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a)  Profase
1. Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.
4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.

b)  Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.

c) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub masing – masing.

d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
  1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.
  2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
  3. Serat – serat gelendong menghilang.
  4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.


Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.



2 Sitokinesis
          Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
                                


Keterangan
:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
  • ·  tahapan-tahapan mitosis :
    • Profase
    • Metafase
    • Anatase
    • Telofase
  • Antara satu pembelahan dengan pembelahan berikutnya terdapat fase antara yang disebut Interfase.
  • Sel anak hasil pembelahan mitosis memiliki kromosom yang sama jumlahnya dengan sel induk.
  • Berlangsung pada proses pertumbuhan/ pembelahan sel tubuh.
  • ·  Pasangan kromatid bergerak menuju bidang ekuator.
    • Merupakan tahap persiapan.
    • Tidak tampak perubahan yang jelas.
    • Terjadi proses pengumpulan energi
B. Profase
  • Kromatin menebal membentuk benang-benang kromosom.
  • Interfase
  • Nukleolus hilang.
  • Membran inti pecah dan hilang.
  • Pada sel hewan sentrosom menggandakan diri, masing-masing belahan bergerak ke kutub yang berlawanan.
  • Terbentuk gelendong pembelahan.
  • Benang kromosom menggandakan diri menjadi sepasang kromatid yang terikat pada sentromer.
A B1 B2 B3 B5-7
  • ·  D. Anafase
    • Sentromer putus.
    • Pasangan kromatid ber pisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan
  • Metafase
  • Pasangan kromatid berjajar di bidang ekuator
  • E . Telofase
    • Kromosom berada di kutub
    • Terbentuk membran inti .
    • Terbentuk sekat pemisah sel.
    • Terbentuk dua sel anak yang memiliki kromosom sama dengan sel induknya.


Kamis, 20 Juni 2013

APAKAH SINDROM ASPERGER ITU?


Pernahkah Anda melihat film "My Name IS Khan"? film tersebut berkisah tentang seorang lelaki yang menderita suatu sindrom yan disebut sindrom Asperger. Banyak sekali kesalahapahaman yang terjadi mengenai sindrom ini, maka cermatilah artikel berikut.

Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA) merupakan suatu gejala kelainan  perkembangan syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria, Hans Asperger, yang pada tahun 1944 menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laki-laki memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme, serta mengalami kekurangan dalam hubungan sosial dan kecakapan komunikasi.
Makalah itu telah dipublikasikan sejak tahun 1940-an, namun Sindrom Asperger baru dimasukkan ke dalam katergori DSM IV pada tahun 1994 dan baru beberapa tahun terakhir Sindrom Asperger tersebut dikenal oleh para ahli dan orang tua.
            Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan bermacam-macam karakter dan gangguan tersebut. Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan jika terjadi perubahan, dan selalu melakukan hal-hal yang sama berulang ulang. Sering mereka terobsesi oleh rutinitas dan menyibukkan diri dengan sesuatu aktivitas yang menarik perhatian mereka. Mereka selalu mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba (bahasa tubuh) dan seringkali seseorang penyandang SA mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi badan dalam ruang (orientasi ruang dan bentuk).
            Karena memiliki perasaan terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan penglihatan, mereka lebih menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu dan merasa terganggu oleh suatu keributan atau penerangan lampu yang mana orang normal tidak dapat mendengar atau melihatnya.
            Menurut definisi, penyandang SA mempunyai IQ.normal dan banyak dari mereka (walaupun tidak semua) memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat di bidang tertentu. Karena mereka memiliki fungsionalitas tingkat tinggi serta bersifat naif, maka mereka dianggap eksentrik, aneh dan mudah dijadikan bahan untuk ejekan dan sering dipaksa temanya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh.
Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:

Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:


Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan 'hasil didikan orang tua yang tidak benar'.
 Walaupun perkembangan bahasa mereka kelihatannya normal, namun penyandang SA sering tidak pragmatis dan prosodi. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai 'profesor kecil'. Namun mereka dapat menguasai literatur tapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
1.       Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Sesorang penyandang Sindrom Asperger (SA) dapat bergaul dengan orang lain, namun dia tidak mempunyai keahlian berkomunikasi dan mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil (Klin & Volkmar, 1997). Mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada dan secara sosial akan tampak aneh, sulit ber-empati, dan salah menginterpretasikan gerakan-gerakan. Pengidap SA sulit dalam berlajar bersosialisasi serta memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.
2.       Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial ( pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara) (Attwood, 1998). Murid penyandang SA bisa jadi memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih, dan sering tak henti-hentinya berbicara mengenai suatu subyek yang ia sukai. Topik pembicaraan sering dijelaskan secara sempit dan orang itu mengalami kesulitan untuk berpindah ke topik lain. Mereka dapat merasa sulit berbicara teratur. penyandang SA dapat memotong pembicaraan orang lain atau membicarakan ulang pembicaraan orang lain, atau memberikan komentar yang tidak relevan serta mengalami kesulitan dalam memulai dan mengakhiri suatu pembicaraan. Cara berbicaranya kurang bervariasi dalam hal tinggi rendahnya suara, tekanan dan irama, dan, bila murid tersebut telah mencapai usia lebih dewasa, cara berbicaranya sering terlalu formal. Kesulitan dalam berkomunikasi sosial dapat terlihat dari cara berdiri yang terlalu dekat dengan orang lain, memandang lama, postur tubuh yang tidak normal, dan tak dapat memahami gerakan-gerakan dan ekspresi wajah.
3.       Murid penyandang SA memiliki kemampuan intelegensi normal sampai di atas rata-rata, dan terlihat berkemampuan tinggi. Kebanyakan dari mereka cakap dalam memperdalam ilmu pengetahuan dan sangat menguasai subyek yang mereka sukai pernah pelajari. Namun mereka lemah dalam hal pengertian dan pemikiran abstrak, juga dalam pengenalan sosial. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan akademis, khususnya dalam kemampuan membaca dan mengerti apa yang dibaca, menyelesaikan masalah, kecakapan berorganisasi, pengembangan konsep, membuat kesimpulan dan menilai. Ditambah pula, mereka sering kesulitan untuk bersikap lebih fleksibel. Pemikiran mereka cenderung lebih kaku. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya. (Attwood 1998).
4.       Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
5.       Seorang penyandang SA memiliki kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensori yang khusus.
6.       Seorang penyandang SA biasanya kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat / pernah dikategorikan sebagai penyandang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sewaktu di-diagnosa dalam masa kehidupan mereka (Myles & Simpson, 1998).
7.       Rasa takut yang berlebihan juga merupakan salah satu sifat yang dihubungkan dengan penyandang SA. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah. Instruksi yang baik dan benar akan membantu meringankan tekanan-tekanan yang dialaminya.

MENGKUDU YANG DIBENCI


Judul                             : Khasiat dan Manfaat
Penulis                          : Dr. A.P. Bangun, MHA dan B. Sarwono
Tahun terbit                  : 2002
Penerbit                       : AgroMedia Pustaka
Jumlah halaman            : 66 halaman



            Karena baunya yang busuk menyengat, tampilannya tak enak dilihat, dan rasanya yang tidak enak menyebabkan buah mengkudu tidak begitu disukai oleh banyak orang padahal buah ini sangat populer bagi bangsa indonesia sebagai tanaman obat yang berkhasiat luar biasa. Daerah persebarannya pun sangat luas karena pembudidayaannya yang mudah, sehingga buah ini dapat ditemukan mulai dari kawasan India, Asia Tenggara, kepulauan Pasifik hingga kawasan Karibia. Jenis dan variasinya pun sangat beragam yaitu meliputi 80 spesies. Namun hanya sekitar 20 saja yang mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomis tersebut meliputi akar yang dapat menghasilkan zat warna merah dan kuning, daun yang bergizi tinggi serta khasiat obat disetiap bagian tumbuhannya.
            Untuk bahan pengobatan tradisional, mengkudu sangat populer di kawasan Asia Tenggara, kepulauan Pasifik dan Karibia. Bahkan para tabib di kepulauan Pasifik menganggapnya sebagai buah dewa karena manfaatnya yang sangat luar biasa.
            Dalam buku ini dijelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan mengkudu. Mulai dari asal-usul, jenis dan varietas, ciri-ciri umum sampai dengan cara pembudidayaan mengkudu.
            Buku ini juga banyak mengulas khasiat obat dari mengkudu. Tidak hanya buah mengkudu yang dapat dimanfaatkan, tetapi ternyata bagian lain dari mengkudu juga mempunyai khasiat obat. Diantaranya akar mengkudu yang biasa digunakan sebagai obat kejang-kejang dan tetanus, daunnya dapat digunakan untuk obat disentri, kejang usus, pusing, dan demam. Bunga dari tumbuhan yang bernama latin Morinda tersebut juga bisa dimanfatkan untuk obat radang selaput mata, kudis, sakit kerongkongan, dan batuk. Pepagan (kulit kayu) mengkudu digunakan sebagai tonik, antiseptik, kejang usus, muntah, dan demam.
            Sumber-sumber tertulis dari masa lalu mengenai khasiat mengkudu dapat diketahui dari kitab-kitab atau naskah-naskah bangsa Polinesia. Namun sekarang ini sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui manfaat dari buah yang berbau busuk ini. Dari penelitian-penelitian tersebut, khasiat-khasiat mengkudu yaitu:
a.       Meningkatkan proses penyerapan zat-zat nutrisi
b.      Meningkatkan kerja kelenjar-kelenjar tubuh.
c.       Mengatsi tumor.
d.      Menyeimbangkan system kekebalan tubuh.
e.        Menyeimbangkan kondisi hormon.

  

Sabtu, 15 Juni 2013

Jalan Menuju Maju

Infrastruktur aspek urgent untuk mengembangkan suatau daerah, bahkan di beberapa tempat infrastruktur nin menjadi ikon kemodrena. Infrastruktur tidak hanya berupa gedung-gedung tinggi pencakar langit, perumahan mewah, mall-mall atau pun pusat perbelanjaan megah. Infrastruktur ini cukup berupa struktur fungsional. Kemudahan akses jalan, tempat pelayanan public yang memadai. Fungsional.
Akses, layaknya pori-pori dalam sel yang berfungsi sebagai tempat masuk dan keluarnya zat yang diperlukan dalam sel, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengeluarkan zat-zat untuk keperluan metobolisme tubuh sepeerti contohnya enzim ekstracelluler. Seperti neurrit dalam sel saraf manusia yang berfunsi untuk menghubungkan satu sel dengan sel yang lain, penyalur impuls saraf dari sel motorik ke sel sensorik dan sebaliknya, selayaknya pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah yang kaya akan oksigen kedalam seluruh bagian tubuh, dan membawa darah yang miskin oksigen menuju paru-paru untuk diisi kembali dengan oksigen. Semua fungsi-funsi itu jika dalam keadaan tertentu tidak dipenuhi maka kehidupan mustahil terjadi.
Sayangnya hal ini sering diabaikan, demi mendapat predikat maju daaerah-daerah sering berlomba-lomba membangun bangunan megah. Apalah arti suatau predikata jika hanya nyantol di nama. Apalah arti predikat jika kenyataannya hanya menjadi tanda kemunafikan manusia.

Sering terjadi perdebatan klasik sekaligus pelik, untuk membangun suatu daerah yag mana yang harus didahulukan antara aspek-aspek kemajuan yang ada. Pandidikan, teknologi, infrastrukrtur, ekonomi. Maka yang harus dilakukan adalah mengguanakan pendekatan system. Dengan pendekatan ini dimaksdukan meraih kemungkinan terbaik utuk memuaskan segala pihak, dengan meted toleransi dari semua kerterbatasa yang mungkin. Artunya pendekatan system tidak akan pernah memuaskan, tapi pendekatan system mencoba meraih kepuasan smua pihak. Harus diingat, ada berbagai pihak yang berperan dalam pembangunan sebuah daerah, dengan kebutuhan –kebutuhan tersendiri yang ingin dipenuhi oleh masing-masing, kadang-kadang kebutuhan ini bertentangan. Contohnya dalam harga, pedagang ingin memperoleh keuntungan setinggi mungkin, jadi merekamengusahakan untuk menjual dagangan dengan harga yang tinggi pula, namun lain halnya pembeli. Mereka ingin membeli harga yang semurah mungkin dengan kualitas sebaik mungkin. Lalu harus bagaimana jikasudah seperti itu?maka yang harus dilakukan adalah menoleransi. Mempertemukan semua kebutuhan dari semua pihak. Pendekatan system.
Dengan pendidikan yang kian maju, begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi, kini saatnya meratkan  pertumbuhan tersebut. selayaknya  pembuluh darah yang mengalirkan darah dari paru-paru yang kaya akan oksigen ke seluruh bagian tubuh, dengan begitu membuat tubuh menjadi seimbang. Begitu pula dengan masyarakat yang besar, negara, seperti Indonesia, yang luas dan beragam.

Sudah saatnya kita memperbaiki akses.

Awal Cerita

(Bagian 1) Ceritaku dimulai oleh cerita-cerita yang lain. Cerita yang bahkan telah berlangsug jauh sebelum aku lahir. Adalah seorang ...