Dalam sebuah kehidupan meniliti, sering kita di hadang suatu kasus yang melibatkan masalah mikroorganisme. apalagi untuk seorang ahli pangan, identifikasi mikrobia harus mengatasi masalah yang berkaitan. berikut adalah contoh dalam proses Identifikasi mikrobia dengan cara yang sederhana.
KASUS:
Sebuah keluarga keracunan makan daging ayam dengan gejala mual dan diare.semua orang dalam keluarga tersebut sakit.
IDENTIFIKASI BAKTERI:
Ada beberapa bakteri yang mungkin menjadi penyebaba terjadinya diare pada keluarga tersebut. salah satunya adalah Camphylobacter jejuni .
Bakteri ini (C. Jejuni) merupakan penyebab utama penyakit diare di Eropa yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini menyebabkan lebih banyak kasus daripada gabunganShigella spp. dan Salmonella spp.
C. jejuni merupakan kuman Gram-negatif, berbentuk lengkung, S dan berbentuk batang yang bergerak, memiliki panjang 0,5 – 5 µm dan lebar 0,2 – 0,5 µm. Kuman ini dapat bergerak dengan sebuah flagel kutub, dan tidak membentuk spora (Gambar 1). Kuman ini merupakan kuman microaerophilic, sensitive terhadap stress lingkungan seperti oksigen 21%, pemanasan, pengeringan, desinfektan dan kondisi asam. Karena kuman microaerophilic dapat hidup dengan baik pada oksigen 3-5% dan 2-10% CO2.
Pada pemeriksaan mikroskopik feses menunjukkan adanya sejumlah kuman yang meluncur kesana kemari disertai darah dan netrofil. Tumbuh pada perbenihan selektif di dalam sungkup lilin. C. jejuni dieramkan pada suhu 42oC kuman akan tumbuh baik sementara kuman feses pencernaan lainnya tumbuh kurang baik pada suhu ini.
Berikut adalah taxonomi dari Campylobacter jejuni.
Phylum ; Proteobacteria
Class ; Epsilonproteobacteria
Order ; Campylobacterales
Famili ; Campylobacteraceae
Genus ; Campylobacter
Spesies ; Campylobacter jejuni (Anonim; 2005)
METODA, MEDIA DAN KONDISI DALAM ISOLASI
Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi C. jejuni . Diperlukan perbenihan selektif ,dan pengeraman harus ilakukan dalam atmosfer dengan O2 yang lebih rendah ( 5% O2) dan lebih banyak CO2 (10% CO2). Suatu cara mudah untuk mendapatkan lingkungan pengeraman ini adalah dengan menempatakan lempeng pada tabung pengeraman anaerob tanpa katalis , dan memberi gas dengan pembangkit gas atau penukaran gas. SemuaCampylobacter dapat tumbuh pada suhu 37oC, sedangkan spesies Campylobacter termofilik seperti C. jejuni, C. lari, dan C. coli dapat tumbuh dengan baik pada 42oC. Pengeraman lempeng pertama harus dilakukan pada suhu 42 - 43oC. Meskipun C. jejuni tumbuh baik pada suhu 36 - 37oC, pengeraman pada suhu 42oC akan menghambat pertumbuhan banyak kuman lainnya yang ada difeses, sehingga akan memudahkan identifikasi C. jejuni.
Beberapa perbenihan selektif yang banyak digunakan adalah: perbenihan Skirrow, yangmemakai gabungan vankomisin, polimiksin B, dan trimetoprin; perbenihan Campy BAP juga menyertakan sefalotin. Kedua perbenihan tersebut digunakan untuk isolasi C. jejuni pada suhu 42oC; jika dieramkan pada suhu 36-37oC, perbenihan Skirrow
dapat membantu isolasi kampilobakter lainnya,tetapi perbenihan Campy BAP tidak , karena banyak kampilobakter peka terhadap sefalotin. Koloni yang terbentuk cenderung tidak berwarna atauabu-abu. Koloni ini berair,meluas atau bulat dan konveks; kedua tipe koloni dapat muncul pada sebuah pelat agar.
Campylobacter bersifat mikroaerofilik,sehingga pertumbuhannya lambat. Oleh karena itu apabila mengkultur di dalam media, perlu ditambahkan antibiotika untuk mencegah mikroflora lainnya tumbuh lebih cepat, sehingga mengalahkan campylobacter-nya sendiri. Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42oC dalam suasana atmosfer dengan 5 - 10% CO2 dan oksigen yang sama banyak. Campylobacter dapat bertahan dalam air pada suhu 4oC selama beberapa minggu, dan dapat bertahan pada suhu di atas 15oC selama beberapa hari. umumnya Campylobacter tidak dapat bertahan sebaik kuman patogen lain seperti Salmonella, tetapi kuman ini dapat bertahan lama dalam makanan yang disimpan pada suhu rendah.
Kultur kemudian diinkubasi selama 48-72 jam. Koloni akan tumbuh bulat, meninggi, tembus sinar tetapi tidak transparan (translucent), dan kadang-kadang bersifat mukoid. Kuman dapat diidentifikasi dengan serangkaian uji biokimia yang saat ini telah ada.
Media agar untuk isolasi C. jejuni dari bahan pangan diformulasikan dari kebutuhan ilmu mikrobiologi klinik. Media selektif ini dikembangkan untuk memulihkan mikroba yang diambil dari penderita radang usus, dan kemudian digunakan untuk mengisolasi C. jejuni dari bahan pangan. Beberapa media selektif yang banyak digunakan adalah Skirrow media, mCCDA (Modified Campylobacter Blood-Free Selective Agar Base), CBPA (Columbia Blood Preston Agar), media Karmali agar (Campylobacter Agar Base- Suplemen Karmali), CAT (cefoperazone amphotericin teichoplanin), Campy-BAP dan Butzler media. Selain itu juga digunakan media selektif berupaCefoperazone deoxycholate agar, arang medium selektif berbasis dan semi-padat darah bebas motilitas media